Peringatan Hari Ulos di Samosir. |
Samosir(DN)
Sebagai salah satu pewaris kekayaan budaya "Ulos Batak Toba", Pemerintah Kabupaten Samosir memperingati dengan upacara memakai seragam/bingkai kostum ulos mulai dari tingkat pejabat tinggi pratama, pejabat administrator, fungsional dan jajaran staf.
Peringatan Hari Ulos Nasional yang dirangkai dengan hari Kesadaran Nasional tingkat Kabupaten Samosir dilaksanakan di Halaman Kantor Bupati Samosir, 17/10.
Adapun Ulos yang dikenakan adalah sebagai berikut, Pejabat Tinggi Pratama dan Camat se-Kabupaten Samosir (Laki-laki/pria) mengenakan pakaian adat Batak lengkap yakni Hoba-hoba (Ulos Sibolang atau Ulos Pinunsaan), Hande-hande (Ragi Idup atau Ragi Hotang) dan Tali-tali (Ulos Mangiring atau Sitolu Tuho).
Pejabat Tinggi Pratama Wanita mengenakan pakaian adat batak lengkap yakni Haen (Ulos Sibolang atau Ulos Pinunsaan), Ampe-ampe (Bintang Maratur atau Suri-suri). Untuk pejabat Administrator (Eselon III), Pejabat Fungsional dan seluruh Staf (ASN dan THL) mengenakan ulos Ragi hotang atau Ragi idup sebagai Hande-hande untuk laki-laki/pria dan Ulos Bintang Maratur atau Sitolu Tuho sebagai ampe-ampe untuk perempuan/wanita.
Asisten II, Hotraja Sitanggang yang bertindak sebagai pembina upacara mengatakan bahwa ulos tidak dapat terlepas dari kehidupan suku Batak, sebab mulai dari lahir hingga meninggal dunia, ulos memiliki peranan yang sangat penting.
"Ulos adalah bagian hidup orang Batak sebagai perantara rasa kasih kepada orang lain dan memiliki manfaat yang berbeda sesuai dengan jenisnya," ujarnya.
Dikatakan, penyampaian ulos selalu diikuti dengan ungkapan doa (umpasa) yang berfungsi menghangat badan dan jiwa. Ulos juga sudah melekat dengan kekristenan, seperti halnya dalam acara perkawinan diserahkan terlebih dahulu kepada pendeta untuk didoakan. Dengan adanya pengakuan Ulos sebagai warisan tak benda, Hotraja menekankan jajaran pegawai di Kabupaten Samosir untuk berbangga hati dan ikut serta dalam pelestariannya.
"Berbagai atraksi dilakukan orang untuk menunjukkan kecintaannya terhadap budaya ulos. Maka Kita harus merasa lebih gagah dan percaya diri. Saya merasa gagah dan ganteng mengenakan Ulos," kata Hotraja.
Melalui Peringatan Hari Ulos yang dirangkai dengan hari kesadaran nasional ini, seluruh jajaran pegawai diharapkan dapat mengimplementasikan kesadaran bahwa bertugas di Samosir sebagai titik awal peradaban Batak harus menonjolkan budaya Batak, falsafah Dalihan Natolu yang melambangkan budaya Batak. Filosofi dan falsafah Batak melekat, bekerja cerdas dengan pemikiran, bekerja cerdas dengan hati.
"Kita harus berbangga dengan warisan budaya yang kita miliki. Mari bersatu saling mengingatkan, menguatkan saling mendukung. Orang positif saling mendoakan, orang negatif saling menjatuhkan, orang sukses paham akan proses, orang gagal banyak protes," ungkapnya.
Diingatkan ASN sebagai pelayan berfungsi menyiapkan fasilitas kepada masyarakat sehingga dituntut lebih profesional dalam melakukan tupoksi.
Pada Upacara Peringatan Hari Ulos diikuti Pejabat Tinggi Pratama, Pejabat administrator, fungsional dan ASN tersebut juga dilakukan pemilihan penampilan menggunakan ulos paling lengkap.(infosamosir).