TP Rachmat, pendiri dan chairman Triputra Group.(beritasatu). |
Jakarta(DN)
Salah satu orang terkaya di Indonesia, Theodore Permadi Rachmat alias TP Rachmat mengajak para konglomerat dalam negeri agar berbagi kepada orang-orang yang kurang beruntung atau sedekah.
Hal ini ia sampaikan dikutip dari video YouTube bertajuk "Teddy Rachmat yang mempunyai cita-cita tapi tak akan terwujud, dijamin nangis", sosok yang kerap yang biasa disapa Teddy ini mengaku berbahagia setiap kali mendengar 'Terima kasih, Pak Teddy'.
Selain berbagi, ia juga menyebut disiplin sebagai kunci dari keberhasilannya saat ini. Ia yang semenjak kecil mengikuti didikan ayahnya selalu diingatkan untuk senantiasa menepati janji dan komitmen, mandiri alias tidak bergantung dengan orang lain, kalau memiliki kelebihan jangan lupa berbagi.
Dalam sesi wawancara itu, Teddy mengaku pernah dua kali bangkrut saat menjalankan usaha. Ia juga beberapa kali dipecat saat menjadi karyawan.
Namun, menurut dia, sedih berkepanjangan bukanlah jalan keluar dari masalah. Bersedih cukup paling lama satu minggu, setelah itu harus bangkit.
Teddy memulai karirnya sebagai seorang sales. Berkat kerja kerasnya, ia berhasil mendirikan perusahaan sendiri yang diawali dari garasi rumah. Kini, melalui Triputra Group, Teddy memiliki lebih dari 60.000 karyawan.
Tumbuh dan berkembang di Bandung, ia sejak kecil selalu merasa terenyuh saat melihat anak kecil di panti asuhan di dekat rumahnya.
Tiap pagi, tak jarang ia bermain bersama mereka dan berbagi makanan dengan anak yatim piatu. Sejak itu pula, beberapa kali Teddy menyadari bahwa berbagai masalah yang terjadi di Indonesia karena adanya kesenjangan.
Pada tahun 1998, Teddy mulai aktif dalam kegiatan sosial dengan membentuk IJARI (Indonesia Belajar Mandiri) untuk membantu mahasiswa yang putus kuliah. Namun, yayasan itu perlahan berganti nama menjadi Yayasan Pelayanan Kasih A & A Rachmat yang berasal dari nama kedua orangnya, Adi dan Agustina.
Melalui yayasan tersebut, Teddy membagikan 1.500 beasiswa setiap tahunnya. Selama bertahun-tahun berjalan, sudah lebih dari 10.000 mahasiswa yang mendapatkan manfaat dari beasiswa tersebut.
Yayasan itu juga memiliki klinik kecil di daerah kumuh yang cukup membayar Rp5.000 tetapi sudah mendapat perawatan seperti obat. Teddy berujar bahwa itu semua memberikan makna dalam hidupnya.
Namun demikian, Teddy hingga kini memiliki mimpi yang belum terwujud yakni Indonesia tanpa kemiskinan. Ia lantas mengajak para pengusaha agar lebih giat sedekah karena uang dan harta tidak akan dibawa mati.(red/warta ekonomi).