Ketua KMM didampingi wakil ketua dan Ketua pengawas menyerahkan sertifikat pelatihan analisa pinjaman berbasis resiko. |
Bogor(DN)
Para pengurus maupun karyawan cabang Koperasi Makmur Mandiri (KMM) di 170 kantor yang tersebar di 23 propinsi harus terampil dalam menganalisa penyaluran pinjaman modal kerja kepada anggota.
Demikian dikatakan Ketua KMM Drs Tumbur Naibaho MM di hari ketiga, Rabu, 10/11, pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) KMM yang digelar 8-11 November 2021 di Hotel Grand Mulya Bogor Jawa Barat.
Pada kesempatan itu, KMM menggelar pelatihan Analisa Pinjaman Berbasis Risiko bekerjasama dengan Rural Bank Consulting, dan menghadiri narasumber yakni Saikum Siregar SE, MM, CRBD, CRBC.
Tumbur Naibaho menilai, kelalaian, tunggakan bahkan kemacetan pembayaran angsuran pinjaman dalam kegiatan kredit mikro di KMM bukan semata-mata disebabkan oleh peminjam.
Menurutnya, tetapi bisa saja kesalahan pemberi pinjaman (pengurus cabang KMM), dimana unsur manajemen kurang memperhatikan titik kritis yang bisa memunculkan peluang untuk menjadikan pinjaman bermasalah.
"Jika tidak dilakukan analisa secara cermat terhadap permohonan pinjaman anggota, ini yang seringkali membuat pinjaman tersebut bermasalah," ungkap Suami Jusniar Simbolon tersebut.
Untuk itu, Ketua KMM meminta para pengurus kordinator wilayah dan sejumlah pimpinan cabang KMM, mengikuti pelatihan ini dengan seksama guna menambah bekal menjalankan manajemen di kantor cabang. Sehingga pelayanan kepada anggota di kemudian hari bisa semakin baik.
Dijelaskan juga bahwa tahun 2022 mendatang, KMM dipercaya pemerintah melalui LPDB-KUMKM sebagai koperasi tertinggi dalam penyaluran dana bergulir. Dimana KMM mendapat 200 Miliar Rupiah.
"Kami mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dari LPDB kepada KMM untuk menyalurkan dana bergulir kepada anggota,” ujar CEO Koperasi yang berkantor pusat di Bekasi Jawa Barat itu.
Dengan dana tersebut, akan semakin meningkat peran KMM dalam pemulihan ekonomi nasional terutama kepada anggota melalui produk pinjam MURI (Modal Usaha Mandiri).
Program MURI ini, kata Tumbur Naibaho, diutamakan kepada anggota KMM yang punya usaha sektor produktif, namun pelaku usaha lainnya juga dapat mengakses dana MURI dengan syarat berkenan menjadi anggota koperasi.
Salah satu daya tarik pinjaman MURI adalah tingkat bunga yang kompetitif, hanya 1,2 persen per bulan atau lebih rendah dibanding bunga komersial yang rerata 2 persen perbulan.
Makmur Mandiri Mobile. |
Rendahnya tingkat bunga MURI kata Tumbur, menjadikan produk ini sangat diminati anggota untuk ajukan pinjaman modal usaha. Hal itu terlihat dari jumlah peminjam di tahun 2021 terus meningkat.
Selain itu, di tahun 2022, KMM juga akan mulai menerapkan pelayanan anggota melalui aplikasi Makmur Mandiri Mobile. Sehingga nantinya anggota dimudahkan dalam bertransaksi dan memudahkan masyarakat calon anggota mendapatkan informasi tentang produk layanan KMM.
"Inovasi, serta digitalisasi bidang usaha terus kami upayakan. Semangat inovasi menjadi keharusan dalam transformasi menuju koperasi Makmur Mandiri yang modern," pungkas putra 12 Bersaudara kelahiran Tanjung Bunga itu.(SBS).