Pengamat sosial Pangihutan Sinaga turut angkat bicara Kabupaten Samosir dituduh sarang prostitusi. |
Samosir(DN)
Tuduhan bahwa praktek prostitusi marak di Kabupaten Samosir oleh pemberitaan salah satu media, bahkan disebutkan 200 meter dari kantor polisi, membuat sejumlah masyarakat geram.
Akibat ulah penyebar video dan informasi itu, kalangan tokoh masyarakat maupun tokoh agama, ramai-ramai angkat bicara.
Para pemuka agama dan tokoh adat di seputaran Pangururan, mengimbau warga tetap menjaga kondusifitas. Tidak terprovokasi oleh informasi dan video yang beredar luas di media sosial itu.
Ketua Forum Komunikasi Tokoh Masyarakat (FKTM) Samosir, Obin Naibaho mengatakan, tidak benar marak prostitusi dan judi di Samosir. “Apalagi 200 meter dari kantor polisi,” tegasnya.
Tokoh adat yang berdomisili di seputaran Polres Samosir itu menambahkan, tidak ada marak prostitusi di Pangururan. “Maka semua elemen masyarakat harus tetap menjaga kondusifitas daerah,” imbuhnya.
Menyangkut tindakan Polres Samosir terhadap pemberantasan penyakit masyarakat. Dia membeberkan, bulan lalu dirinya diundang kepolisian.
“Ketika itu Kapolres Samosir AKBP Josua Tampubolon melakukan press release,” ungkapnya.
Menurutnya, ada 8 kasus yang dibeberkan Kapolres Samosir, termasuk penangkapan tersangka judi.
“Sampai hari ini, kita masih melihat komitmen pak Kapolres memberantas bentuk penyakit masyarakat,” tukasnya.
Klaim Tidak Benar
Ditekannya sekali lagi, tidak benar marak prostitusi dan judi 200 meter dari kantor polisi.
Sementara pemilik dan penjaga warung yang videonya tersebar luas di media sosial. Karena disebut lokasi prostitusi, merasa dijebak.
“Masak kita divideokan diam diam, selanjutnya disebarkan di media sosial,” sebut Rosdiana Pasaribu kepada sejumlah wartawan.
Mereka mengaku keberatan, karena di video yang beredar itu ada anak kecil. “Itu anak pekerja di warung ini,” imbuhnya.
Dia mengatakan si penyebar video itu telah mempermalukan keluarga mereka. “Kita sudah susah susah cari makan di masa pandemi ini, karena warung tutup sejak PPKM,” katanya sedih.
Ketika ditanya, apakah di warungnya menyediakan tempat prostitusi, Rosdiana membantah. “Tidak ada itu, kita hanya menyediakan minuman botol di sini,” imbuhnya lagi.
Ia juga menyesalkan tindakan si penyebar video. Karena mengikutinya sampai ke kamar mandi.
“Maaf sampai selangkangan kami divideokan sembunyi sembunyi. Apakah itu tidak salah?” kata dia.
Menyikapi beredarnya video dan informasi yang menyebutkan “Marak judi dan prostitusi 200 meter dari kantor polisi” itu, pengamat sosial Pangihutan Sinaga juga merasa berkeberatan.
“Jangan-jangan itu merupakan pesanan seseorang. Yang menginginkan Kabupaten Samosir ini tidak kondusif,” ujar Pangihutan Sinaga, Minggu (10/10/2021) di Pangururan.
Dia juga mengatakan, ada dugaan kuat bahwa issu tak bertanggungjawab itu sengaja dipesan dan digulirkan seseorang.
“Tapi kita tunggu dulu, masyarakat Samosir tidak mau diobok-obok. Akan kita telusuri siapa sumber informasi itu,” tandasnya.
Menurutnya, ribuan masyarakat yang berada sekitar 200 meter dari Kantor Polres Samosir. Harus berani angkat suara.
“Ini sudah bentuk framing untuk menciptakan suasana yang tidak kondusif. Dan merusak nama baik Kabupaten Samosir sebagai pusat destinasi pariwisata Danau Toba,” imbuhnya.(red).