Pulau Natal.(Idntimes). |
Australia(DN)
Christmas Island atau Pulau Natal merupakan pulau terluar dari Australia yang sebenarnya lebih dekat dengan Pulau Jawa. Saking dekatnya, Pulau Natal bisa diakses dalam 1 jam penerbangan dengan pesawat dari Jakarta.
Ini karena sebelum Indonesia merdeka, Pulau Natal dikuasai Jepang. Kemudian setelah Jepang takluk dari pasukan Sekutu, pulau ini dikuasai Inggris. Usai Perang Dunia II, Inggris menyerahkan Pulau Natal ke Australia sebagai negara persemakmuran (Commonwealth Country) untuk menjaga.
Pulau Natal terletak di 224 mil atau 360 km Selatan Pulau Jawa dan 870 mil atau 1.400 km Barat laut Australia. Namun, pulau yang pernah menjadi koloni Inggris ini masuk dalam wilayah Australia.
Mengutip dari Park Australia Gov, Jumat (22/1/2021), Pulau yang beribukota Flying Fish Cove ini dihuni sekitar 2.000 penduduk. Mayoritas beretnis Tionghoa, kemudian Australia, disusul Melayu, Inggris dan Irlandia. Sekitar 40% penduduk Pulau Christmas kelahiran Australia.
Pulau yang memiliki julukan 'Galapagos-nya Samudra Hindia' ini masih terjaga keasliannya. Menariknya, walaupun namanya Natal, tapi sebagian penduduknya adalah Muslim.
Penemuan Pulau Natal
Hobi berjelajah orang zaman dulu perlahan membuka cakrawala yang belum terjamah, salah satunya Pulau Natal. Pulau ini pertama kali dilihat oleh Richard Rowe pada tahun 1615.
Beberapa puluh tahun setelahnya tepatnya 25 Desember 1643, Kapten William Mynors di kapal East Indian Company, Royal Mary melihat dan memberi nama Pulau Natal.
Perekrutan dilakukan untuk menambah populasi diantaranya berasal dari Malaysia, Singapura, dan Kepulauan Cocos (Keeling). Dari banyaknya orang yang direkrut, etnis paling banyak adalah Cina dengan sebagian kecil Bangsa Eropa dan Melayu.
Orang-orang yang sudah bermigrasi di Pulau Natal pada akhirnya tinggal dan meneruskan hidupnya di pulau tersebut. Sumber perekonomian utama dari penduduk tersebut adalah tambang fosfat yang dikirimkan ke Australia dan Selandia Baru.
Pulau Natal juga digunakan sebagai tempat bagi imigran untuk mencari suaka. Pemerintah Australia pada 2019 membuka pusat pencari suaka setelah sebelumnya ditutup pada 2018 karena protes dari para imigran, karena kondisi mereka yang mencari kepastian akan kewarganegaraan.
Nah, di antara para imigran itu terdapat warga Muslim. Islam agama terbesar kedua di sana. Berdasarkan CIA World Factbook yang dikutip Wikipedia, populasi Muslim di Pulau Natal sebanyak 25 persen dari total penduduk. Sebagian besar merupakan imigran Melayu.
Sejarah Jadi Milik Australia
Semasa Perang Dunia I dan II, Pulau Natal dijadikan sebagai pangkalan militer tentara sekutu terutama Inggris, untuk menghadapi Jepang yang semakin luas mengekspansi wilayah jajahannya.
Jepang kemudian takluk dari tentara sekutu setelah bom atom meluluhlantakkan Kota Hiroshima dan Nagasaki pada 1945. Setelah Perang Dunia II, Inggris kemudian menyerahkan pulau ini ke Australia untuk menjaganya. Australia merupakan bekas wilayah jajahan Inggris atau dikenal sebagai negara persemakmurannya.
Saat ini, Australia masih menggunakannya untuk kepentingan militer, yang didalamnya terdapat Inggris dan AS yang bisa memakai akses pulau ini dengan leluasa.(red/okezone).