Launching wisata bagot di Parlondut 2020 silam. |
Samosir, DN | Kabupaten Samosir, Sumatera Utara memiliki sekitar 47 desa wisata yang sedang dalam tahap rintisan. Beberapa di antaranya bahkan sudah termasuk dalam kategori desa wisata mandiri.
Salah satu desa yang sudah termasuk dalam kategori tersebut adalah Desa Wisata Bagot di Parlondut, Pangururan, Samosir.
Sesuai dengan namanya, desa wisata yang satu ini menawarkan aktivitas unik menikmati produk olahan nira yang disebut bagot. Bagot adalah salah satu minuman khas Batak yang seringkali dikenal dengan sebutan arak atau tuak.
Desa Parlondut merupakan salah satu desa di Samosir yang memproduksi bagot. Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir menyadari potensi wisata menikmati bagot yang ada di sana, dan mulai mengembangkannya sejak awal tahun 2020 silam.
Mereka pun membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Parlondut untuk mengembangkan potensi tersebut menjadi objek wisata unggulan baru di Samosir.
Nira ini sekarang sedang kita kemas, kesannya kalau minum nira atau tuak ini kan seram gitu,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir Dumosch Pandiangan, Senin (22/3/2021).
Untuk mengubah stigma tersebut, Dumosch menjelaskan sistem penyuguhan bagot ini di desa tersebut. Pada intinya, bagot akan disuguhkan dengan nuansa yang lebih santai. Selain itu, ada pula pembatasan jumlah konsumsi bagot untuk setiap orangnya agar tak memabukkan.
“Maksimal minum niranya paling dua sampai tiga gelas. Habis itu enggak boleh. Orang datang ke situ untuk santai, menikmati keindahan alamnya,” imbuh Dumosch.
Sejak pertengahan hingga akhir tahun 2020 silam, Dumosch menyebut jumlah wisatawan yang datang ke Desa Parlondut sudah cukup banyak. Mereka yang datang biasanya memang para penggemar nira serta kuliner khas Batak.
Selain menikmati sajian bagot tersebut, wisatawan juga memang bisa berwisata kuliner dengan mencicipi aneka sajian tradisional Batak di sana.
Masyarakat Desa Wisata Bagot menawarkan aneka sajian makanan dan minuman berbahan dasar nira. Ada pula sajian khas Samosir lainnya, seperti ayam napinadar yang merupakan ayam panggang Samosir yang khas dengan penggunaan rempah andaliman.
Wisatawan juga bisa mempelajari proses pembuatan bagot yang masih dilakukan secara tradisional oleh paragat, yakni orang yang memanen atau mengambil air nira langsung dari pohon enau. Wisatawan bisa bertanya langsung pada mereka.
“Jadi orang yang memanen, mengambil niranya itu berada di tempat dan kampung itu sendiri. Kita bisa saksikan setiap hari dia pergi ke pohonnya, jam berapa dia pulang. Bisa kita saksikan,” jelas Dumosch.
Tak hanya menikmati, wisatawan juga bisa membawa pulang olahan nira yang ada di Desa Parlondut ini sebagai oleh-oleh.
Wisatawan juga bisa menginap di Desa Wisata Bagot karena masyarakat telah menyediakan fasilitas homestay yang berkualitas baik dengan harga terjangkau.
Desa Parlondut ini juga terletak di daerah yang cukup strategis, sehingga mudah dijangkau dari jalan raya utama. Hanya sekitar 600 meter dari jalan raya utama, terus mengarah ke perbukitan.
Kemudian dia juga tidak terlalu jauh dari salah satu objek wisata kita di Pangururan, namanya hot spring atau pemandian air panas (Aek Rangat Pangururan),” ujar Dumosch.
Setelah puas berendam di pemandian air panas, kamu bisa melepas lelah dengan menginap di homestay Desa Wisata Bagot sekaligus menikmati minuman berbahan nira tersebut, sambil melihat pemandangan indah Danau Toba.(SBS).