Ketua KMM, Drs Tumbur Naibaho MM AAAIJ FSAI. |
Bekasi(DN)
Ditengah turbulensi ekonomi akibat hantaman pandemi Covid-19, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menegaskan pandemi ini harus menjadi momentum dan menghadirkan keniscayaan terhadap transformasi Koperasi dan UMKM ke arah ekonomi digital.
Ini didukung fakta bahwa mereka yang terhubung ke dalam ekosistem digital lebih memiliki daya tahan di tengah pandemi. "Tantangan terbesar kita, minimnya koperasi yang memanfaatkan ekosistem digital ini dalam pengelolaan koperasinya. Baru sekitar 0,73% atau sejumlah 123.048 unit dari jumlah koperasi aktif yang sudah memiliki alamat website."
Hal ini disampaikan Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki mengatakan saat membuka secara resmi Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Simpan Pinjam Makmur Mandiri Tahun Buku 2020, secara daring, Kamis (28/1/2021).
Maka, digitalisasi Koperasi dan UMKM menjadi salah satu agenda prioritas Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) untuk mencapai efisiensi dan efektivitas layanan koperasi tanpa harus merubah nilai-nilai dasar koperasi.
Tantangan tersebut disambut Koperasi Simpan Pinjam Makmur Mandiri (KMM) lewat inovasi penerapan teknologi digital dalam memajukan usahanya. Ini ditandai dimana jauh sebelum pandemi Covid-19, tepatnya sejak tahun buku 2017, koperasi yang bermarkas di Bekasi Jawa Barat itu dengan mulai membangun infrastruktur aplikasi berbasis teknologi informasi komunikasi video teleconference yang dipelopori sejak RAT 27 Juli 2018 lalu.
Hasil dari kerja keras KMM yang diketuai Tumbur Naibaho dalam beradaptasi dengan teknologi ini, Museum Rekor Indonesia (Muri) pun memberikan penghargaan kepada KSP Makmur Mandiri sebagai koperasi pertama menyelenggarakan Rapat Anggota berbasis video conference.
"Digitalisasi koperasi saat ini merupakan sebuah tuntutan. Mau tidak mau, kami mesti segera mengadopsi teknologi informasi, baik untuk manajemen maupun pelayanan anggota," kata Drs. Tumbur Naibaho MM AAAIJ FSAI, Rabu, 3 Februari 2021.
Berkat memanfaatkan teknologi ini, Tumbur mengaku banyak keuntungan yang ia rasakan. Salah satunya waktu dan biaya semakin efisien serta tingkat kepercayaan anggota juga semakin tinggi.
"Tadinya rapat internal KMM memakan biaya relatif besar, dimana sebanyak 153 manajer cabang yang tersebar di 21 provinsi harus hadir ke kantor pusat. Namun lewat aplikasi video teleconference telah memotong biaya operasional tersebut," lanjutnya.
Tak hanya itu, sejalan dengan penambahan jaringan kantor, koperasi berprestasi di tingkat nasional itu juga melakukan terobosan teknologi dengan meluncurkan Makmur Mandiri Mobile sejak awal tahun 2020 lalu. Dengan aplikasi digital itu, layanan kepada anggota menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan modern.
Kebijakan digitalisasi layanan ini sangat tepat dan sejalan dengan tren perubahan perilaku masyarakat dalam bertransaksi yang mengarah pada fleksibilitas.
Dijelaskan Suami Jusniar Simbolon tersebut, melalui aplikasi Makmur Mandiri Mobile yang saat ini sedang terus dikembangkan dan nantinya bisa diunduh di aplikasi Playstore, anggota koperasi bakal bisa melihat status simpanan, pinjaman, dan fasilitas koperasi lainnya.
Makmur Mandiri Mobile, tambah Putra Kelahiran Tanjung Bunga itu, memiliki fitur yang beragam, antara lain penyetoran simpanan maupun pinjaman, permohonan pinjaman, pengajuan menjadi anggota, pembelian pulsa, token, membayar asuransi dan fitur lainnya.
"KMM terus berupaya memberikan layanan terbaik agar anggota koperasi merasa nyaman dan aman dan meningkat kesejahteraannya," tuturnya.
Optimis Capai Target di Tahun 2021
Dengan berbagai inovasi juga didukung kinerja dan produktivitas pengurus serta dukungan penuh anggota, KMM optimis mencapai target tahun 2021 dengan kantor cabang sebanyak 170 yang nantinya tersebar di 26 propinsi se-Indonesia dan anggota sebanyak 100.000 orang.
"Meski tahun ini masih dibayangi kondisi perlambatan ekonomi, tetapi peluang bisnis masih terbuka lebar. Kita optimis, hingga akhir tahun 2021 nanti, KMM akan mampu menggapai kekayaan Rp 1 trilyun dan SHU Rp 12 M," ujar Ketua KMM, Drs Tumbur Naibaho MM AAAIJ FSAI.
Hal ini juga ditunjang dengan dukungan dan kepercayaan pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM. Dimana pada tahun 2020, KMM mendapat kepercayaan dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dana Bergulir (LPDB KUMKM) yang memberikan Pinjaman Modal Kerja Rp 150 miliar yang telah disalurkan di 2020 dan 50 miliar lagi di 2021.
Dana dari LPDB KUMKM ini digunakan khusus untuk membantu modal kerja para anggota. Harapannya, di tengah situasi pandemi Covid 19 ini, usaha anggota dapat cepat bangkit kembali.
Dalam penyaluran pinjaman, KMM tetap fokus untuk kelompok mikro kecil dengan plafon pinjaman di bawah Rp10 juta. Ini disertai dengan jangka waktu angsuran yang pendek rata-rata dibawah 24 bulan. “Kami tetap fokus membiayai usaha anggota di usaha mikro kecil dengan suku bunga yang kompetitif,” ungkap Tumbur.
Penyaluran kredit yang dilakukan KMM disertai dengan prinsip kehati-hatian sebagai bagian dari mitigasi risiko kredit. Sampai saat ini angka pinjaman bermasalah (non performing loan/NPL) KMM berada di bawah 1,5%. Ini sebagai bukti risiko pinjaman terkelola dengan baik.(SBS).