Rapat kerja Komisi III DPRD Samosir bersama Dinas Lingkungan Hidup. |
Samosir(DN)
Ketua Komisi III DPRD Samosir, Jonner Simbolon meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Samosir lebih kreatif dan inovatif dalam pengelolaan limbah, sampah maupun hal lainnya. "Sehingga pencemaran lingkungan dapat dikurangi dan keberlanjutan kelestarian lingkungan dapat terpelihara dengan baik," ujarnya.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi III DPRD Samosir saat menggelar rapat kerja bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Sudion Tamba, terkait evaluasi program kegiatan Tahun Anggaran 2020 dan Program Kegiatan Tahun Anggaran 2021, Selasa, 19/01/2021.
Pada pembukaan rapat disampaikan Jonner Simbolon bahwa adanya surat masuk dari organisasi Gerakan Muda mudi Desa Hariara Pintu, terkait dengan penempatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Desa Hariara Pintu.
Menurutnya, keberadaan TPA itu dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit bagi masyarakat sekitar karena belum ada pengelolaan secara profesional.
Disamping itu ditambahkan bahwa harus ada sinergi ataupun kesepakatan pengelolaan pariwisata di Aek Natonang antara UPTD Kebun Raya dan Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir.
Hal lain ditambahkan anggota Komisi III, Parluhutan Samosir bahwa fungsi konservasi di Arboretum Aek Natonang perlu ditingkatkan agar nantinya dapat sejalan dengan fungsi lainnya diantaranya fungsi pendidikan lingkungan dan pariwisata.
Pun disampaikan Wakil Ketua DPRD Samosir, Pantas Marroha Sinaga bahwa diperlukan penanganan sumber-sumber air di dua kecamatan yakni Kecamatan Sitiotio dan Kecamatan Harian. "Kami melihat sumber air di dua kecamatan itu semakin berkurang," kata Politisi Nasdem itu.
Selain itu, diharapkan juga pengawasan maupun tindakan tegas terhadap pengambilan maupun penyadapan getah pohon pinus. "Apabila tidak sesuai aturan harus ada tindakan tegas," tambahnya.
Sebelum menutup rapat kerja, Ketua Komisi III DPRD Samosir menyarankan agar dibuat tanda maupun informasi terhadap kwalitas air di sumber air agar masyarakat dapat mengetahui layak atau tidaknya air itu dikonsumsi. "Terobosan lain diperlukan yakni pengelolaan limbah eceng gondok untuk dijadikan kompos," pungkasnya.
Sekaitan dengan itu, Sudion Tamba selaku kepala Dinas Lingkungan Hidup Samosir menjelaskan bahwa untuk program dan kegiatan pada tahun 2020 tidak ada belanja modal karena adanya refocusing namun secara umum semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan realisasi sebesar 97,26%.
Untuk tahun 2021, Dinas Lingkungan Hidup mendapat bantuan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup berupa 2 unit truk sampah, becak motor sebanyak 6 unit dan 11 container.
"Program dan kegiatan tahun 2021 ada juga
pembangunan Dyk TPS Nainggolan, pengadaan bibit, pembuatan kajian lingkungan hidup strategis untuk dokumen RPJMD berikutnya, pengadaan lampu jalan di Kecamatan Sitiotio dan pengadaan tong sampah," jelas Kadis Lingkungan Hidup.
Terkait TPA di Desa Hariara Pintu, diakui bahwa pengelolaan belum maksimal, tetapi sesuai dengan prosedur akan tetap dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Khususnya penanganan sampah serta menghindari efek -efek negatif bagi masyarakat dan tahun 2021 akan dibenahi.
Untuk pengangkutan sampah yang mengalami kendala, kata Sudion, hal ini disebabkan kondisi jalan menuju Tempat Pemrosesan Akhir Desa Hariara Pintu rusak dan sudah koordinasikan dengan bidang alat berat untuk memperbaiki jalan masuk itu.
Terakhir, terkait pengelolaan Arboretum Aek Natonang, akan dikoordinasikan dengan Dinas Pariwisata Samosir sehingga kedepan pengelolaannya dapat lebih baik.
Ditambahkan Kepala UPTD Laboratorium, untuk tahun kegiatan 2021direncanakan penyusunan masterplan Aek Natonang. Dijelaskan, telah dijadwalkan pengujian kwalitas lingkungan yakni kualitas air di 12 lokasi, perbaikan IPAL laboratorium, kalibrasi, Pengadaan logistik lab. "Untuk pengukuran mutu air Danau Toba, minus 2 dengan kategori cemar ringan," pungkasnya.(SBS).