Ikan nila yang dibudidayakan di KJA mati mendadak. |
Samosir(DN)
Jutaan ekor ikan yang ditaksir ratusan ton, yang berada di keramba jaring apung (KJA) di perairan Danau Toba, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, mati mendadak.
Matinya ikan di KJA yang mulai terjadi sepekan terakhir ini, mengulang kembali peristiwa kelam 2 dan 4 tahun lalu. Saat itu, jutaan ikan di keramba di Pintu Sona, Siogungogung, Tanjung Bunga dan sekitarnya di perairan Pangururan, mati tiba-tiba.
Pemkab Samosir mengungkap dugaan penyebab ratusan ton ikan di Danau Toba mati mendadak. Ikan-ikan di keramba apung warga itu diduga mati akibat angin kencang yang memicu putaran air di Danau Toba.
“Ikan mati akibat angin kencang sehingga ada putaran air di bawah danau,” kata Kepala Dinas Pertanian Samosir, Viktor Sitinjak, saat dimintai konfirmasi, Jumat (23/10/2020).
Dia mengatakan air yang berputar itu membuat air keruh naik ke atas. Kondisi tersebut menyebabkan ikan-ikan itu kekurangan oksigen.
Namun demikian, pihaknya tetap melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk memastikan dan melihat kualitas air hingga ada faktor-faktor pengaruh lain.
“Air keruh naik ke atas menerjang ikan di keramba membuat ikan susah bernafas karena kekurangan oksigen,” ucapnya.
Untuk mencegah ikan yang mati terus bertambah, keramba-keramba warga digeser ke tengah danau yang airnya lebih dalam. Ikan-ikan yang mati dimasukkan ke karung lalu diangkut dengan truk untuk dikubur di Huta Tinggi.
"Solusi sementara, ikan yang masih hidup di keramba digeser ke tengah danau yang airnya lebih dalam,” tutur Viktor.
Sebelumnya, Pjs Bupati Samosir, Lasro Marbun, mengatakan ikan-ikan di keramba apung itu mulai mati mendadak pada Rabu (21/10). Lasro mengatakan Pemkab bakal menyelidiki penyebab pasti matinya ikan-ikan tersebut.
“Perintah saya kepada Dinas Pertanian, BPBD, Satpol PP, Camat dan Kades untuk mengangkat bangkai ikan yang mati agar tidak berdampak pada lingkungan hidup. Mereka sudah melaksanakan,” ucapnya.(SBS).