Diskusi Laksma (Purn) Marhuale Simbolon S.P.i dengan insan pers di Kabupaten Samosir. |
Samosir(DN)
Kesalahan meletakkan pondasi pembangunan Kabupaten Samosir 15 tahun lalu sejak dimekarkan dari Kabupaten Toba, yang sampai saat ini dikelola dengan dominasi pembangunan di bidang pariwisata telah melahirkan ketimpangan.
Ketimpangan ini sangat terlihat nyata di masyarakat, terutama di sektor pertanian dimana kurang lebih 85 % masyarakat Samosir hidup dari bertani sampai ini kebanyakan mereka belum bisa hidup sejahtera dari hasil pertaniannya.
Hal itu disampaikan Calon Bupati Samosir dari jalur independen, Marhuale Simbolon saat menggelar diskusi dengan sejumlah wartawan yang bertema: Kami datang membangun dan mencerdaskan. Dan subthema: Media sebagai sarana mencerdaskan masyarakat dan ujung tombak pembangunan dalam pandangan 'Marguna' di Kebun Nanas Sigaol Simbolon, Kecamatan Palipi, Minggu, 10 Mei 2020.
Menurut Pensiunan Jenderal TNI AL ini, model pembangunan yang ada saat ini pada posisi yang tidak relavan dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Sehingga bila dirinya yang berpasangan dengan Guntur Sinaga terpilih pada Pilkada Samosir, tugas pertamanya adalah mengubah blueprint pembangunan dari berbasis pariwisata dan pertanian menjadi pertanian dan pariwisata.
Suasana akrab diskusi dengan insan pers. |
"Kesejahteraan masih jauh dari kehidupan masyarakat Samosir yang mayoritas hidup dari bertani. Untuk itu, kita benahi dulu sektor pertanian kita. Karena bila ekonomi petani meningkat tentu berimbas juga terhadap sektor lainnya," ungkap Marhuale Simbolon.
Ditambahkan Suami Rospita Silalahi ini, pembangunan yang mendahulukan pertanian akan menjadi prioritas dibandingkan pariwisata. "Bukan berarti pembangunan pariwisata dihilangkan tapi didepan adalah pertanian, karena pariwisata di Samosir sudah menjadi anugerah dan tidak perlu diciptakan karena anugerah keindahan itu tinggal dipoles dan dipercantik," sebutnya.
Intinya, terang Marhuale, penguatan sektor pertanian sebagai pondasi merupakan kunci penting membangun Kabupaten Samosir kearah kemajuan yang signifikan.
Berphoto bersama seusai diskusi Laksma (Purn) Marhuale Simbolon dengan insan pers. |
Pada diskusi yang begitu cair dengan insan pers di Kabupaten Samosir itu, Marhuale Simbolon juga menerangkan terkait mottonya "Kami datang membangun dan Mencerdaskan." Menurutnya, maksud mencerdaskan ini, lebih dari sekadar melahirkan manusia cerdas seperti para ahli.
Cerdas dalam hal ini mampu menciptakan solusi bagi masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata agar mampu meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik. Sehingga nantinya, pasangan MARGUNA akan berusaha menjadikan masyarakat lebih produktif dan inovatif dalam kehidupan sehari-hari.
Dia mencontohkan, para petani akan dicerdaskan sehingga bisa mengolah pertaniannya dengan hasil yang maksimal. Demikian juga masyarakat dengan profesi yang berbeda, yakni pedagang, transportasi dan lain sebagainya.
Tak hanya itu, Putra Kelahiran Huta Namora ini juga mengajak para insan pers di Kabupaten Samosir untuk turut mencerdaskan masyarakat sesuai dengan fungsinya.
"Fungsi pers tidak hanya menginformasikan berita-berita saja, tetapi juga mengedukasi, dan mengkontrol. Sehingga, dengan fungsi tersebut media massa/pers bisa menjalankan perannya dalam hal mencerdaskan masyarakat," ajak Marhuale Simbolon.(SBS).